Facebook dikabarkan sedang berusaha memperbaiki citra perusahaan yang rusak melalui aliran pesan

Bagi raksasa jejaring sosial ternama dunia saat ini, banyak perilaku Facebook yang juga menimbulkan kontroversi besar. Untuk memulihkan kerusakan citra yang disebabkan oleh skandal yang tak terhitung jumlahnya, dilaporkan bahwa perusahaan tersebut berusaha meningkatkan kesan masyarakat melalui umpan berita. CEO Facebook Mark Zuckerberg menandatangani proyek tersebut sebagai bagian dari proyek penguatan proyek bulan lalu, New York Times melaporkan pada hari Selasa.
Bagan data Mark zuckberg
Dalam sebuah wawancara dengan Times, juru bicara Facebook Joe Osborne berpendapat bahwa perusahaan tersebut tidak mengubah strateginya dan menyangkal bahwa mereka telah mengadakan pertemuan terkait pada bulan Januari tahun ini.
Selain itu, Joe Osborne juga mengatakan kepada media berita melalui tweet bahwa peringkat pesan dinamis Facebook tidak terpengaruh.
“Ini adalah ujian untuk menandai dengan jelas unit informasi dari Facebook, namun ini bukan yang pertama dari jenisnya, namun serupa dengan inisiatif tanggung jawab perusahaan yang terlihat pada teknologi dan produk konsumen lainnya,” katanya.
Namun, sejak terungkapnya skandal pengumpulan data analisis Cambridge pada tahun 2018, Facebook menghadapi pengawasan ketat dari Kongres dan regulator, sehingga meningkatkan kekhawatiran publik tentang apakah perusahaan bertanggung jawab melindungi data pribadi pengguna.
Selain itu, raksasa jejaring sosial ini juga dikritik karena gagal memblokir penyebaran informasi salah terkait isu-isu seperti pemilu dan virus mahkota baru secara tepat waktu dan efektif.
Pekan lalu, Wall Street Journal menerbitkan serangkaian laporan penelitian internal di Facebook. Dampaknya sekali lagi merusak citra perusahaan Facebook, termasuk mengidentifikasi platform Instagram perusahaan tersebut sebagai “berbahaya bagi anak perempuan”.
Kemudian Facebook memilih untuk membantah keras laporan terkait tersebut dalam postingan blog yang panjang, dengan mengatakan bahwa cerita tersebut “sengaja berisi pernyataan menyesatkan tentang motif perusahaan”.


Waktu posting: 22 Sep-2021